Beruang Kutub

Hari ini bukan hari istimewa, bukan juga acara penuh suka cita. Diawali pagi buta, diburu waktu untuk segera bangun sahur. Siang bolong, mandi cepat demi bertemu sang malaikat. Sore sunyi, tak sengaja tidur pulas sembari menunggu adzan maghrib terkumandang lepas. Malam yang muram (?)
Bukan. Malam tak pernah muram, cuma sedikit kesal, fajar hanya berkunjung menemui matahari, tak pernah datang saat semua mulai begadang. Malam mengerti, hanya dia selimut makhluk yang siap melepas lelah. Media yang menuntun mengingat mimpi.
Lantas ada apa di saat malam? Ini bukan hari istimewa, bukan juga acara penuh suka cita, namun kaya akan memori dan rasa. Pada pagi, dia ada. Pada siang, dia nyata. Pada sore, dia masih mempesona. Pada malam, dia selalu di mana-mana. Rasanya...rindu. Bukan rindu suram, muram, temaram, bukan! Ini rindu lain, yang rasanya aneh, menyenangkan, mendebarkan, menyesakkan, memaksa untuk tertawa, menjadi gila dalam sebuah fana nan nyata. Entah siapa yang menuliskan, mungkin bisa dikatakan salah satu deskripsi bodoh tentang cinta.
Teruntuk dia. Hanya dia yang mengenal baik dia. Memahami luar dan dalamnya. Dan tak kan pernah ditemukan jika dia mulai mencari dia. Karena dia, tidak untuk dicari olehnya.. Karena dia adalah dia.

Komentar